Awal mulanya saya tidak mengerti kenapa saya bisa
masuk ke sekolah ini
yang saya ingat waktu itu tujuan utama saya setelah
lulus SMP adalah SMAN 2 BEKASI, namun saya sadar akan sekolah tersebut yang
susah sekali diterimanya. Dengan penuh rasa kesadaran saya pun memilih beberapa
sekolah swasta untuk menjadi cadangan, dari beberapa cadangan yang ditawarkan
orang tua saya muncul salah satu nama sekolah SMA Santa Maria Monica, yang saya
sendiri pun sudah tahu sekolah ini. Setelah sekian lama saya diberi waktu untuk
menentukan akhirnya saya memilih SMA Santa Maria Monica sebagai pilihan SMA
yang saya daftar tanpa mengerti kenapa alasannya.
Awal mulanya saya merasa canggung masuk SMA ini
karena tidak ada barengan SMP saya yang masuk di SMA ini. Tibalah waktu
pengarahan MOS datang, saya datang sendirian memasuki sekolah itu, dengan penuh
kebingungan saya berjalan mencari tempat duduk agar saya tidak terlihat sedang
kebingungan. Keadaan pun tetap begitu selama MOS, sungguh ironis rasanya tidak
punya teman dalam satu sekolah seperti ini, setelah seminggu berlalu mulailah
saya mengenal satu sama lain, mulai mendapatkan teman yang cocok dan mulai
tidak canggung melontarkan candaan, setelah beberapa bulan masa SMA saya pun
sudah mulai mengenal teman yg lainya yg tidak sekelas dengan saya, berawal dari
futsalan saya mulai dikenel dan mengenal.
Kelas 10 itu menurut saya masa adaptasi dimana kita
harus menentukan arah kedepannya di sekolah ini, di kelas ini saya menemukan
banyak sekali berbagai macam karakter, dan dikelas ini juga saya melihat diri
saya “tidak ada apa apanya di sekolah ini”, kelas 10 pun berjalan cepat dan
waktunya pemilihan jurusan, waktu disuruh pilih jurusan tentu saja saya memilih
jurusan IPA karena gengsi masuk IPS, tetapi guru berkata lain bahwa saya lebih
baik masuk IPS karena nilai fisika meragukan, dengan kenyataan itu akhirnya saya
harus bangga bisa masuk IPS.
Dengan penuh bangga menjadi anak IPS saya memulai
kelas 11 dengan bahagia, saya dimasukn di kelas 11 IPS 1 yang isinya benar
benar orang “gila” di banding kelas lainya. Bisa di bilang kelas 11 ini masa
masa emas saya waktu SMA, masa masa emas itu berawal dari saya terpilih menjadi
salah satu siswa berprestasi di sekolah ini, saya mewakili pria dari jurusan
IPS, dengan penuh rasa bingung pun saya menertawakan hal ini karena saya tidak
mengerti kenapa saya terpilih dan foto saya terpampang di mading sekolah. Setelah
terpilih menjadi salah satu siswa berprestasi disekolah ini tidak lama kemudian
munculah hal yg membingungkan lainnya yaitu saya terpilih menjadi kandidat dari
calon ketua OSIS, saya pun tidak mengerti atas dasar apa saya terpilih, awalnya
saya menolak tapi keputusan pembina OSIS tidak dapat diubah, dengan penuh rasa
tidak percaya diri saya pun mengikuti prosedur semua itu, mulai dari kampanye
lewat mading kampanye ke kelas kelas sampai pada akhirnya saya terpilih menjadi
wakil ketua OSIS yang saat itu jabatan itulah yang memang saya harapkan. Kelas 11
inilah yang merupakan penuh dengan cerita, cerita bersama temen sekelas, cerita
bersama OSIS, cerita bersama tim futsal, cerita bersama guru guru, inilah yang
saya katakan masa masa emas di sekolah ini, saya merasa kelas 11 ini penuh
kebehagiaan, dan banyak pelajaran yang saya dapat.
Berakirlah masa masa kelas 11 itu dan saya mulai
memasuki kelas 12 yang notabennya dikatakan masa masa serius, pada awal mula
kelas 12 ternyata isi kelas saya tidak jauh beda dengan kelas 11 disana masih
terisi orang orang “gila”. Baru masuk kelas ini saja saya sudah jadi “korban”
karena saya terpilih menjadi ketua kelas. Di masa masa inilah saya sudah
berniat untuk sekolah dengan serius agar bisa masuk di perguruan tinggi negeri,
namun teori hanyalah teori, hari itu saya berkata begitu tapi esok harinya lupa
akan teori itu, seperti biasnya seakan lupa akan menghadapi ujian nasional saya
dan teman teman saya jarang sekali belajar serius dikelas, pulang sekolah pun
tetap nongkrong dulu sana sini. Keadaan begitu berjalan sampai memasuki
semester 2, bahkan pada saat adanya pendalaman materi atau sering disebut PM
jarang sekali siswanya terutama yang pria mengikutinya, sampai guru guru selalu
berkomentar soal itu, tanpa rasa bersalah keadaan pun tetap begitu sampai saatnya
datang Ujian Nasional. Kami semua dengan komitmen untuk kerja sama dalam
menghadapi UN ini dengan semboyan “masuk bersama keluar juga harus bersama”, UN
pun kami jalani dengan lancar, dengan rasa optimis kami pun menatap kelulusan
dan pada akhirnya kami semua lulus.
Berakhirlah
masa masa di SMA bersama SMA Santa Maria Monica. Sebelum berlajutnya kami ke
jenjang perkuliahan kami mengadakan acara Promnite
acaranya Cuma untuk syukuran atas lulusnya seluruh
siswa dan pelepasan kami sebagai siswa SMA Santa Maria Monica, canda tawa
terliha disana walaupun ada kesedihan juga untuk melepas sekolah ini, banyak
kisah kami buat di sekolah ini, banyak cerita yang bakal dikenang. Terima kasih
atas semua yang telah membuat saya menjadi seperti sekarang, guru guru, teman
teman seperjuangan, adik kelas dan alumni bahakan karyawan karyawan sekolah,
sekarang saya telah diberi kesempatan mmasuk perguruan tinggi nergi di semarang
( Undip ).
Terima kasih SMA Santa Maria Monica, cerita dan
kisah disana akan selalu saya ingat
![Foto Kelas (4).JPG](file:///C:/Users/Niko/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
![Foto Kelas (2).JPG](file:///C:/Users/Niko/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
![Foto Kelas (6).JPG](file:///C:/Users/Niko/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
Wah sekolah saya wktu kls 1 sd, sudah 13 tahun lalu , mantap nostalgia
BalasHapus