Minggu, 05 Agustus 2012

Perjalanan Bersama SMA Santa Maria Monica




Awal mulanya saya tidak mengerti kenapa saya bisa masuk ke sekolah ini
yang saya ingat waktu itu tujuan utama saya setelah lulus SMP adalah SMAN 2 BEKASI, namun saya sadar akan sekolah tersebut yang susah sekali diterimanya. Dengan penuh rasa kesadaran saya pun memilih beberapa sekolah swasta untuk menjadi cadangan, dari beberapa cadangan yang ditawarkan orang tua saya muncul salah satu nama sekolah SMA Santa Maria Monica, yang saya sendiri pun sudah tahu sekolah ini. Setelah sekian lama saya diberi waktu untuk menentukan akhirnya saya memilih SMA Santa Maria Monica sebagai pilihan SMA yang saya daftar tanpa mengerti kenapa alasannya.
Awal mulanya saya merasa canggung masuk SMA ini karena tidak ada barengan SMP saya yang masuk di SMA ini. Tibalah waktu pengarahan MOS datang, saya datang sendirian memasuki sekolah itu, dengan penuh kebingungan saya berjalan mencari tempat duduk agar saya tidak terlihat sedang kebingungan. Keadaan pun tetap begitu selama MOS, sungguh ironis rasanya tidak punya teman dalam satu sekolah seperti ini, setelah seminggu berlalu mulailah saya mengenal satu sama lain, mulai mendapatkan teman yang cocok dan mulai tidak canggung melontarkan candaan, setelah beberapa bulan masa SMA saya pun sudah mulai mengenal teman yg lainya yg tidak sekelas dengan saya, berawal dari futsalan saya mulai dikenel dan mengenal.
Kelas 10 itu menurut saya masa adaptasi dimana kita harus menentukan arah kedepannya di sekolah ini, di kelas ini saya menemukan banyak sekali berbagai macam karakter, dan dikelas ini juga saya melihat diri saya “tidak ada apa apanya di sekolah ini”, kelas 10 pun berjalan cepat dan waktunya pemilihan jurusan, waktu disuruh pilih jurusan tentu saja saya memilih jurusan IPA karena gengsi masuk IPS, tetapi guru berkata lain bahwa saya lebih baik masuk IPS karena nilai fisika meragukan, dengan kenyataan itu akhirnya saya harus bangga bisa masuk IPS.
Dengan penuh bangga menjadi anak IPS saya memulai kelas 11 dengan bahagia, saya dimasukn di kelas 11 IPS 1 yang isinya benar benar orang “gila” di banding kelas lainya. Bisa di bilang kelas 11 ini masa masa emas saya waktu SMA, masa masa emas itu berawal dari saya terpilih menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah ini, saya mewakili pria dari jurusan IPS, dengan penuh rasa bingung pun saya menertawakan hal ini karena saya tidak mengerti kenapa saya terpilih dan foto saya terpampang di mading sekolah. Setelah terpilih menjadi salah satu siswa berprestasi disekolah ini tidak lama kemudian munculah hal yg membingungkan lainnya yaitu saya terpilih menjadi kandidat dari calon ketua OSIS, saya pun tidak mengerti atas dasar apa saya terpilih, awalnya saya menolak tapi keputusan pembina OSIS tidak dapat diubah, dengan penuh rasa tidak percaya diri saya pun mengikuti prosedur semua itu, mulai dari kampanye lewat mading kampanye ke kelas kelas sampai pada akhirnya saya terpilih menjadi wakil ketua OSIS yang saat itu jabatan itulah yang memang saya harapkan. Kelas 11 inilah yang merupakan penuh dengan cerita, cerita bersama temen sekelas, cerita bersama OSIS, cerita bersama tim futsal, cerita bersama guru guru, inilah yang saya katakan masa masa emas di sekolah ini, saya merasa kelas 11 ini penuh kebehagiaan, dan banyak pelajaran yang saya dapat.
Berakirlah masa masa kelas 11 itu dan saya mulai memasuki kelas 12 yang notabennya dikatakan masa masa serius, pada awal mula kelas 12 ternyata isi kelas saya tidak jauh beda dengan kelas 11 disana masih terisi orang orang “gila”. Baru masuk kelas ini saja saya sudah jadi “korban” karena saya terpilih menjadi ketua kelas. Di masa masa inilah saya sudah berniat untuk sekolah dengan serius agar bisa masuk di perguruan tinggi negeri, namun teori hanyalah teori, hari itu saya berkata begitu tapi esok harinya lupa akan teori itu, seperti biasnya seakan lupa akan menghadapi ujian nasional saya dan teman teman saya jarang sekali belajar serius dikelas, pulang sekolah pun tetap nongkrong dulu sana sini. Keadaan begitu berjalan sampai memasuki semester 2, bahkan pada saat adanya pendalaman materi atau sering disebut PM jarang sekali siswanya terutama yang pria mengikutinya, sampai guru guru selalu berkomentar soal itu, tanpa rasa bersalah keadaan pun tetap begitu sampai saatnya datang Ujian Nasional. Kami semua dengan komitmen untuk kerja sama dalam menghadapi UN ini dengan semboyan “masuk bersama keluar juga harus bersama”, UN pun kami jalani dengan lancar, dengan rasa optimis kami pun menatap kelulusan dan pada akhirnya kami semua lulus.
Berakhirlah masa masa di SMA bersama SMA Santa Maria Monica. Sebelum berlajutnya kami ke jenjang perkuliahan kami mengadakan acara Promnite
acaranya Cuma untuk syukuran atas lulusnya seluruh siswa dan pelepasan kami sebagai siswa SMA Santa Maria Monica, canda tawa terliha disana walaupun ada kesedihan juga untuk melepas sekolah ini, banyak kisah kami buat di sekolah ini, banyak cerita yang bakal dikenang. Terima kasih atas semua yang telah membuat saya menjadi seperti sekarang, guru guru, teman teman seperjuangan, adik kelas dan alumni bahakan karyawan karyawan sekolah, sekarang saya telah diberi kesempatan mmasuk perguruan tinggi nergi di semarang ( Undip ).
Terima kasih SMA Santa Maria Monica, cerita dan kisah disana akan selalu saya ingat

Foto Kelas (4).JPG   Foto Kelas (2).JPG   Foto Kelas (6).JPG


1 komentar:

  1. Wah sekolah saya wktu kls 1 sd, sudah 13 tahun lalu , mantap nostalgia

    BalasHapus